Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS): Pembahasan Lengkap
Model Pembelajaran Think Pair Share | Image by Pixabay.com |
Definisi atau pengertian Model Pembelajaran think pair and share (TPS) adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada peserta didik untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain) Suyatno (2009: 54)
Pola pembelajaran think pair share adalah salah satu pola pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu peserta didik maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tipe Think-Pair-Share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada peserta didik untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie 2004:54).Teknik pembelajaran Think Pair and Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair and Share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Bertitik tolak dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal mendasar yang harus dilakukan dalam model pembelajaran think pair and share antara lain; berfikir (thinking), berpasangan (pairing), dan berbagi (share).
Alternatif proses belajar mengajar dengan model pembelajaran think pair and share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam langkah langkah dalam model pembelajaran, yaitu peserta didik melakukan diskusi dalam dua tahap yaitu tahap diskusi dengan teman sebangkunya kemudian dilanjutkan diskusi dengan keseluruhan kelas pada tahap berbagi (sharing).
Kelebihan dan Kelemahan Pola Think Pair and Share
(1) memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain,
(2) lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya,
(3) peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang,
(4) peserta didik memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh peserta didik sehingga ide yang ada menyebar, dan
(5) memungkinkan peserta didik untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
Menurut Kagan (dalam Maesuri, 2002:37) manfaat think pair and share adalah (1) para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan think pair and share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik, dan (2) para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan think pair and share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
Selanjutnya menurut Trianto (2009:59) berpendapat bahwa “Tujuan pembelajaran kooperatif think pair share adalah (a) dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, (b) unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit, dan (c) membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan beberapa pendapat dari Fadholi, Kagan, dan Trianto, dapat disimpulkan bahwa kelebihan menggunakan pola Think Pair and Share adalah mengajak peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik mampu berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang rumit.
Tahapan dan Langkah-langkah Pola Kolaboratif Think Pair and Share
Pendapat di atas dipertegas lagi oleh Kunandar (2009:367) terdiri atas tiga langkah pembelajaran, yaitu langkah 1: Berpikir (Thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan peserta didik diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. Langkah 2: Berpasangan (Pairing), yakni guru meminta kepada peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang dipikirkan. Langkah 3: Berbagi (Sharing),yakni guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Dari konsep pembelajaran di atas disimpulkan bahwa langkah-langkah pola kolaboratif think pair and share tidak sulit untuk dilaksanakan. Pada tahap pendahuluan, guru atau pendidik menjelaskan aturan main, memotivasi dan menjelaskan kompetensi yang akan dicapai, kemudian proses berpikir (Think) dilaksanakan pada saat guru menggali pengetahuan peserta didik kemudian berpasangan (Pair), biasanya dilaksanakan dengan teman sebangku, dimana setelah berpasangan mereka bisa saling bertukar pendapat atau berbagi (Share) ilmu pengetahuan.
Demikian tulisan tentang Model Pembelajaran Think Pair Share : Definisi, Kekurangan dan Kelemahan serta Langkah-langkahnya. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.
Referensi:
Ana Istiana Noor, 2015. PENINGKATAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN POLA KOLABORATIF THINK PAIR AND SHARE DENGAN TEKNIK BRAINSTORMING PADA PESERTA DIDIK KELAS X OTOMASI SMK N 2 KENDAL. Universitas Negeri Semarang: Diakses Melalui http://lib.unnes.ac.id/22826/1/2101409003.pdf Sumber http://www.informasiguru.com/
0 Response to "Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS): Pembahasan Lengkap"
Post a Comment